Rabu, 28 Agustus 2019

Taman Alam Lumbini

PUTRAWANKURNIA.BLOGSPOT.COM - Taman Alam Lumbini merupakan sebuah landmark yang dapat dikunjungi sebagai tujuan wisata. Lokasinya terletak di kecamatan Barusjahe kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara. Bangunan kuil umat Buddha ini merupakan replika pagoda Shwedagon yang berasal dari negara Myanmar.


Kata Pengantar dan Tata Tertib 

Sobat, destinasi saya menuju Taman Alam Lumbini ini adalah tujuan akhir dari perjalanan dalam satu waktu saya dengan mengendarai sepeda motor bersama teman saya, berangkat sejak pagi sekitar pukul 07:00 dari kota Medan pada 21 Juli yang lalu. Jadi, perjalanan saya dari Medan menuju kawasan pegunungan Berastagi di hari yang sama, saya mengunjungi 3 (tiga) tempat yaitu Pemandian Alam Loknya, Air Terjun Sikulikap dan yang terakhir adalah lokasi wisata yang kita bahas ini.

Gbr. 1 : Kuil Taman Alam Lumbini

Kuil atau pagoda di Taman Alam Lumbini ini merupakan sebuah replika yang menyerupai bentuk pagoda Shwedagon yang berasal dari negara Myanmar. Pagoda Taman Alam Lumbini ini selesai dibangun pada tahun 2010.

Gbr. 2 : Shwedagon Pagoda Myanmar
picture : pixabay.com

Pertama sekali, ada beberapa aturan khusus sebelum kita masuk melewati gerbang masuk ke dalam lokasi ini, antara lain :
  1. Ada jam-jam khusus bagi pengunjung untuk diperbolehkan masuk melewati pintu gerbang menuju ke dalam;
  2. Tidak diperkenankan membawa rokok, makanan, minuman;
  3. Tertib saat berada di lingkungan dan menjaga fasilitas-fasilitas sekitar.
Saya kira aturan diatas merupakan lumrah ya, menurut saya dimanapun kita berkunjung ke suatu tempat khususnya tujuan wisata, seyogyanya menjaga kelestariannya serta fasilitas-fasilitas wisata tersebut dalam hal menjaga kebersihan. Tau lah kita ini masyarakatnya gimana, agak acuh dalam menjaga kelestarian lingkungan, maka dari itu barangkali pihak pengelola sama sekali tidak mengizinkan membawa unsur-unsur benda, atau material makanan dan minuman ke dalam area wisata.

Aturan tersebut ada, juga sebagai motivasi terhadap diri kita, mengingatkan kita, mawas diri, mendidik kita untuk selalu ingat akan pentingnya norma-norma dalam kehidupan. Jadi, disamping kita menikmati pemandangan indah saat liburan, melihat taman-taman, bangunan-bangunan yang megah, serta hal-hal unik lainnya, ada pesan positif yang dapat dipelajari dari pesan-pesan yang disampaikan kepada kita.


Parkir

Kita tidak perlu bayar parkir disini kawan-kawan sekalian, pengalaman saya kemari bulan Juli 2019 lalu, saya tidak membayar uang dalam jumlah apapun kecuali hanya memberikan donasi kepada pemandu yang duduk di pos penjagaan (itupun inisiatif teman saya sendiri yang beri ke pos penjagaan gerbang masuk). Adapun pengeluaran berupa uang yang saya lakukan hanya ketika haus setelah berjalan-jalan menyusuri luasnya taman dibelakang lokasi dan setelah keluar gerbang, saya langsung membeli minuman pada sebuah stand penjualan di sekitar area halaman parkir.

Masih seputar parkiran, setelah kita parkir di tempat yang disediakan baik itu roda empat dan roda dua, kita diharuskan untuk mendaftarkan diri ke pos penjagaan yang ada, memberikan informasi kepada penjaga pos mengenai jumlah orang yang akan masuk. Perlu diketahui kita hanya perlu mewakili satu orang saja baik itu keluarga maupun rombongan untuk memberikan informasi tersebut ke pos penjagaan, tujuannya memastikan pihak-pihak yang masuk agar terdata dan juga menghindari pengunjung yang membludak dalam antrian yang terlalu banyak.

**

Gbr. 3 : Taman Alam Lumbini


Gbr. 4 : Salah satu trek tangga mendaki dan turun bukit di area taman


Berjalan-jalan Menyusuri Taman

Pembaca yang budiman dan orangnya sabar, ternyata yang saya baca, bahwa kata "Lumbini" itu adalah berasal dari bahasa Sanskerta berarti "yang indah". Dan tahukah sobat budiman bahwa taman Lumbini ini merupakan tempat dimana Pangeran Siddhartha Gautama lahir?. Kalau sobat yang non-Buddha tahu berarti sobat punya wawasan yang luas atau sobat sendiri adalah pemeluk kepercayaan dan merupakan umat Buddha yang tentu sudah pasti tahu dong.

Adalah negara Nepal, dimana pangeran yang telah kita sebutkan sebelumnya itu lahir dan beliau merupakan putra dari ratu Mayadevi. Jadi, dari pangeran Siddhartha Gautama inilah kepercayaan Buddha itu lahir.

Taman yang letaknya berada di belakang pagoda ini benar-benar membuat kita capek banget guys! So apabila anda sanggup berjalan kesana kemari pecicilan di taman yang luasnya sekitar 2 (dua) hektar lebih ini, well.. ga ada obat koyo ya guys di sini, keseleo tanggung sendiri ya.


Peringatan bagi Pengunjung Anak-anak

Perlu diingat awasi anak-anak anda dikarenakan medan berupa tangga turun, tangga naik yang terbuat dari beton dan bebatuan kalo saya menilainya sih cukup ekstrim dan ada satu atau dua lokasi naik dan turun tangga batu yang sangat ekstrim! maka dari itu pantau dan jaga anak-anak anda tak terkecuali juga anda sendiri.

Gbr. 5 : Pemandangan sisi bawah taman, dilihat dari atas bukit

Gbr. 6 : Pepohonan di area Taman Alam Lumbini

Gbr. 7 : Foto salah satu lampu taman yang ada di atas bukit

Sejuk, asri, persis seperti lokasi bermain yang memiliki konsep taman namun dipenuhi beberapa pohon yang besar difasilitasi anak-anak tangga sebagai sarana naik dan turun bukit, juga terdapat beberapa air mancur di salah satu lokasi area taman membuat kita merasa puas menikmati kehijauan alam.


Penutup

Ya demikianlah kawan-kawan budiman blog yang satu ini saya susun sedemikan rupa dan dengan narasi seadanya juga barangkali ada kekurangan dari segi dokumentasi harap dimaklumi. 

Untuk selanjutnya apabila saya punya kesempatan kembali datang ke lokasi wisata Taman Alam Lumbini ini, maka akan saya update dokumentasi berupa foto dan lampiran video bila memungkinkan. Akhir kata, terima kasih banyak sudah mau hadir dan bersedia membaca konten saya. Salam sehat untuk anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar